7 Orang yang dinaungi Allah SWT d aKhirat
7 Orang Yang Di Naungi Allah Kelak Di Hari Kiamat
Oleh : HABIB MUNZIR ALMUSAWA
Diantaranya :
Pria yang diajak berzina oleh seorang wanita yang indah wajahnya dan
mempunyai harta dan jabatan, ia menjawab “inniy akhafullah”
(sesungguhnya aku takut pada Allah). Hadits ini Al Imam Ibn Hajar Al
Asqalani didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ini
bukan khusus untuk pria tapi juga untuk wanita yang diajak berzina oleh
pria yang memiliki jabatan dan harta.
Orang yang diajak
berzina lalu ia menolaknya dengan ucapan “inniy akhafullah” atau dengan
bahasanya masing – masing “sungguh aku takut dan risau kepada Allah”.
Orang yang menjawab ini kepada orang yang mengajak berzina, tidak
dilupakan kalimat yang terucap dari bibir dan hatinya, Allah naungi ia
di yaumal qiyamah di hari tiada naungan selain naungan Allah.
Diriwayatkan didalam Mukasyafah Al Qulub yang juga riwayatnya
teriwayatkan didalam Shahih Bukhari secara ringkas. Ketika seorang
wanita tidak mempunyai kemampuan untuk menafkahi anak – anaknya sehingga
ia terjebak kepada kebutuhan dan ia mengetuk pintu seorang penguasa.
Seorang kaya – raya dan seorang kaya – raya membuka pintu “apa niatmu
wahai wanita?”
wanita itu berkata “aku butuh uang untuk anak -
anakku” maka orang kaya itu berkata “kalau kau butuh uang padaku maka
boleh saja tapi aku mau berzina denganmu dan berkumpul denganmu.
Kuberikan apa yang kau mau”. Wanita itu menolak dan pulang, sampai
dirumah melihat anaknya yang lapar.
Minta kesana – kemari
tidak ada yang memberi dan akhirnya ia putus asa dan kembali. Kembali
kepada pria itu dan berkata “ya sudah kalau begitu, aku pasrah saja”.
Pria itu berkata “aku akan bantu kau dengan lebih yang kau minta”. Tapi
ketika ia sudah didekati oleh pria itu, bergetarlah wanita ini dengan
gemetar yang dahsyat.
“Kenapa kau ini”, kata pria itu. Wanita
itu berkata “aku takut pada Allah”. Ucapan itu menggetarkan jiwa sang
pria yang kaya – raya ini karena keluar dari hati yang penuh iman. Kalau
hati yang penuh iman kau berucap menggetarkan orang lain. Maka wanita
yang tidak berdaya dan miskin berkata “aku takut pada Allah”. Pria kaya
ituberkata “kau ini sudah miskin, cobaanmu berat, sudah sulit hari –
harimu, mau menjual dirimu tidak mau karena takut pada Allah. Sedangkan
aku diberi kenikmatan yang banyak oleh Allah, aku mestinya lebih takut
dan risau daripada engkau. Sudah ini uang aku berikan kau pulang dan aku
taubat pada Allah”. Ini riwayat Shahih Bukhari.
Dalam riwayat
lainnya Kitab Mukasyafah Al Qulub oleh Imam Al Ghazali, ketika seorang
pria senang dengan seorang wanita. Ingin dekat dengannya dan ingin lebih
dari itu. Diikutilah kemana wanita ini pergi. Sewaktu – waktu wanita
ini ingin pergi ke tempat yang jauh (kalau zaman dahulu namanya kafilah)
kalau sekarang pakai bus atau kereta api atau pesawat atau kapal laut.
Ini dengan kafilah (rombongan), wanita ini ikut ia juga ikut.
Satu malam sepi, banyak orang sudah tidur. Perempuan ini belum tidur,
didekati olehnya. Kenalan, mulai hal yang lebih wanita itu berkata
“sebentar – sebentar saudaraku sebelum kita teruskan kemauan kita”, kata
sang wanita “lihat dulu apa semua orang sudah tidur”. Pria dengan
senangnya kesana – kemari “semua sudah tidur”. Wanita berkata “apa ada
yang melihat kita?”, “tidak ada yang melihat, semuanya sudah tidur”.
Wanita itu berkata “apakah Allah tidur?”,
pria itu kaget dan ia berkata “Allah tidak tidur”.
Lalu wanita itu berkata “apakah Allah tidak melihat?”,
pria semakin terdesak dan ia menjawab “Allah melihat”, “lalu kau mau terus berbuat dan Allah melihatmu?”.
Pria itu menangis dan berkata “aku bertaubat pada Allah Swt”. Berapa
minggu kemudian terdengar kabar oleh sang wanita bahwa pria itu wafat.
Iamimpi didalam tidurnya jumpa dengan pria itu didalam kenikmatan.
“Engkaukah pria yang jumpa di malam itu? hampir saja kita berbuat dosa
dan tidak jadi”, “iya betul”.
“Koq sekarang kau begitu mulanya
setelah kau wafat?”, ia berkata “terima kasih wahai wanita yang sejak
kau menegurku itu, aku bertaubat pada Allah dan Allah membimbingku pada
kemuliaan”. Demikian indahnya taubat dan demikian Allah menaungi mereka.
“Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa
madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa
shahbihi yannuur
No comments:
Post a Comment